Kamis, 15 Juli 2010

PENGAMATAN HEWAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hewan adalah organisme yang mampu bergerak bebas, tetapi pada hewan tingkat rendah hanya mampu menggerakkan tubuh dengan cara mengerutkan serabut-serabutdan multiselulernya. Untuk mempelajari dan memahami hewan yang bersel banyak, hal itu pada hewan yang bertulng belakang (vertebrata). Katak merupakan salah satu anggota dari classic amphibian. Amphibia merupakan kelompok vertebrata pionir yang hidup didarat dengan beberapa bentuk penyesuaian. Hewan ini relatif mudah didapatkan dan sangat baik untuk dijadikan objek studi, susunan tubuhnya mudah dipahami, demikian fiiologinya dan cara hidupnya (Winokur, 1962)

Katak sawah (Rana cancrivora) tidak mempunyai ekor dan leher, antara kepala dan badan tidak mempunyai batas yang nyata, kaki depannya pendek, sedangkan kaki belakangnya panjang yang berguna untuk melompat, kulitnya halus dan licin,banyak mengandung kelenjar dan belum mempunyai pengatur suhu tubuh, karna suhu tubuh pada katak dipengaruhi oleh lingkungannya. pada tingkat larva/kecebong hidup dalam air dan bernapas dengan menggunakan insang, setelah dewasa hidup didarat dan bernapas dengan paru-paru dan kulitnya, katak banyak hidup disawah atau dikolam (Pratinjo, 1985)

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dalam pengamatan hewan adalah untuk dapat memahami struktur morfologi, anatomi dan histologi dari system organ pada hewan. Serta dapat menggambarkan morfologi katak, menuliskan system pencernaan pada katak, dan untuk menjelaskan system reproduksi pada katak.

Kegunaaan dari praktikum pengamatan hewan yaitu sebagai bahan studi bagi praktikan, dan sekaligus untuk dapat mengetahui sistem pencernaan dan dapat membedakan alat reproduksi baik pada katak jantan maupun pada katak betina.

II. METODE PRAKTEK

2.1 Tempat dan Waktu

Praktikum biologi umum tentang Pengamatan hewan bertempat di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5 Desember 2008 yang

dimulai pada pukul 14.00 sampai selesai.

2.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu katak sawah (Rana macrodon, eter (bahan pembius) dan kapas

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah papan bedah, paku kecil atau jarum pentul, pisau bedah (silet / cutter), gunting kecil dan Erlenmeyer.

2.3 Cara Kerja

Cara kerja pada pengamatan morfologi hewan adalah dengan mengambil seekor katak, kemudian memasukannya kedalam Erlenmeyer dan eter, lalu membiarkan katak beberapa saat hingga pingsan, setelah itu meletakkan katak diatas papan bedah dalam keadaan tertelungkup, kemudian mengamati dan menggambarkan bagian morfologi serta memberikan keterangan ekstrebitas anterior dan ekstrebitas posterior.

Setelah mengamati bagian morfologi hewan, dilanjutkan dengan melakukan pembedahan secara hati-hati dan menggambar system pencernaan yang ada pada katak.

Selanjutnya, mengamati dan menggambarkan bagian-bagian organ genitalia jantan dan betina pada pengamatan system reproduksi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan , maka didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Mulut (Carum otis)

2. Mata (Bulbulis oculi),

3. Lengan atas (Brachium)

4. Lengan bawah

(Ante brachium)

5. Tangan (manus)

6. Paha (femus)

7. Betis (crup)

8. Kaki (pes)

9. Jari- jari(digiti)

Gambar 40. Morfologi katak sawah (Rana cancivora) dalam keadaan tertelungkup


1. hati (Hepar)

2. Jantung (Cor)

3. Usus halus (Intestinum tenue)

4. Usus besar (Untestinum classum)

5. Empedu

Gambar 41. Morfologi katak sawah (Rana cancivora) dalam keadaan terlentang


1. kerongkongan (Esofagus)

2. Lambung

3. Usus halus

(Intestinum tenve)

4. Usus 12 jari

5. Usus besar

(Untestinum clasum)

6. Kloaka

Gambar 42. Sistem pencernaan pada katak sawah (Rana cancivora)


Sel telur (ovum)


Gambar 43. Anatomi alat reproduksi pada katak sawah (Rana cancivora) betina


Sepasang testis


Gambar 44. Anatomi alat reproduksi pada katak sawah (Rana cancivora)jantan

3.2 Pembahasan

Pada struktur morfologi katak sawah (Rana cancrivora) terdiri atas ekstremitas anterior dan akstremitas posterior. Ekstremitas anterior terdiri dari tungkai depan, dimana tungkai depannya pendek yang terbagi atas tiga bagian yaitu lengan atas (Brachium), lengan bawah (Ante brachium), tangan (Manus). Dimana tangan mempunyai empat jari, sedangkan ekstremitas posterior terdiri atas paha (Femur), betis (Crus), telapak kai (pes), dimana kaki memiliki lima jari kaki diantaranya selaput renang yang berfungsi untuk berenang (Whitenberg, 1988).

Sistem pencernaan pada katak sawah (Rana cancrivora) terdiri atas mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventrikulus), usus, pada usus terbagi atas usus 12 jari (Duodenum), usus halus (Intestinum tenve), usus besar (Untestinum clasum) dan berakhir pada kloaka. (Cleave, 1991)

Sistem reproduksi adalah proses perkawinan untuk mendapatkan keturunan. Reproduksi amphibi berlangsung dengan perkawinan eksternal, tubuhnya memiliki sistem urogenital, artinya saluran kelamin dan saluran ekskresi bergabung menjadi satu dalam kloaka. Alat reproduksi pada katak sawah betina yaitu sel telur (ovum), dan pada katak sawah jantan alat reproduksinya adalah testis (Yatim, 1982)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur morfologi katak terdiri dari ekskremitas anterior yaitu tungkai depan (lengan atas, engan bawah dan tangan), dan ekskremitas posterior yaitu tungkai belakang (Paha (femur), betis (Crus), telapak kaki (Pes) dan jari-jari (digiti)).

2. Sistem pencernaan pada katak terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar yang berhubungan dengan proses pencernaan yang berfungsi untuk mengolah bahan makanan menjadi sari makanan yang siap diserap tubuh.

3. Alat reproduksi pada katak betina adalah sel telur (Ovum) dan pada katak jantan adalah testis

4.2 Saran

Melalui praktikum ini, disarankan agar perlengkapan Laboratorium lebih dilengkapi sehingga kenyamanan dalam praktikum berlangsung baik.

Tidak ada komentar: