Selasa, 20 Juli 2010

LAPORAN DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN "Pengenalan Penyakit Tanaman Disebabkan Oleh Jamur"

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada areal pertanaman, sering ditemukan akibat dari kemunduran produksi bukan hanya disebabkan oleh serangan hama semata, tetapi banyak juga menderita karena gangguan penyakit. Akan tetapi, Umumnya petani tidak dapat membedakan antara tanaman yang terserang hama dan tanaman yang terserang penyakit. Secara biologi Penyakit tumbuhan adalah proses fisiologi yang tidak normal dalam badan tumbuhan, yang dapat menyebabkan kerugian langsung pada petani, karena dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil.

Penyakit yang menyerang tanaman biasanya menimbulkan gejala-gejala atau ciri khas sehingga dapat memudahkan untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman. Penyakit tumbuhan salah satunya dapat disebabkan oleh jamur. Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, sebab memiliki dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora namun tidak memiliki klorofil, tumbuhnya berupa thallus (belum ada defferensiasi menjadi akar, batang dan daun) serta tidak mempunyai sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Agar terhindarnya tanaman dari penyakit yang disebabkan oleh jamur, maka pengetahuan lebih lanjut tentang jamur harus dikembangkan untuk mendapatkan pengendalian peyakit yang efektif dan ramah lingkungan dengan eksploitasi agens hayati (Triharso, 2004).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui gejala serangan penyakit terhadap tanaman yang disebabkan oleh jamur.

Kegunaan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui secara jelas gejala serangan penyakit pada tanaman sehingga dapat diketahui penyakit apa yang diderita oleh tanaman , serta jenis jamur yang menginfeksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

Klasifikasi dari penyakit Collectotrichum capsici yang menyerang tanaman cabai terdiri atas Kingdom Fungi, Divisio Ascomycota, Kelas Sordariomycetes, Ordo Phyllachorales, Famili Phyllachoraceae, Genus Collectotrichum capsici, spesies Collectotrichum capsici (Wordpress, 2008)

Klasifikasi dari penyakit Fusarium oxysporum yang menyerang tanaman tomat terdiri atas Kindom Fungi, Divisi Eumycota, SubDivisi Deuteromycotina, Kelas Hypomycetes, Ordo Moniliales, Famili Tuberculariaceae, Genus Fusarium, Spesies Fusarium oxysporum f.sp lycopersici (Blogspot, 2009)

Klasifikasi dari penyakit Phytophthora palmivora yang menyerang tanaman kakao terdiri atas Kingdom Stramenophiles, Kelas Oomycetes, ordo Peronosporales, Famili Pythiaceae, Genus Phytophthora, Spesies Phytophtora palmivora Butler. (Wordpress, 2008)

Klasifikasi dari penyakit Fusarium oxysporum yang menyerang tanaman pisang terdiri atas Kindom Fungi, Divisi Eumycota, SubDivisi Deuteromycotina, Kelas Hypomycetes, Ordo Moniliales, Famili Tuberculariaceae, Genus Fusarium,

Spesies Fusarium oxysporum f.sp cubense (Blogspot, 2009)

2.2 Siklus Hidup

Jamur Collectotrichum capsici pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buah-buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau. Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa-sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin (Blogspot, 2009).

Penyakit Fusarium oxysporum f.sp lycopersici dapat bertahan lama dalam tanah. Tanah yang sudah terinfestasi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini. jamur mengadakan infeksinya pada akar, terutama melalui luka-luka, lalu menetap dan berkembang di berkas pembuluh. Jamur dapat memakai bermacam-macam luka untuk jalan infeksinya, misalnya luka yang terjadi karena pemindahan bibit, karena pembubunan, atau luka karena serangga dan nematode. Meskipun demikian, jamur dapat juga mengadakan infeksi pada akar yang tidak mempunyai luka, yaitu karena pengangkutan bibit, tanah yang terbawa angin auat air, atau oleh alat pertanian (Triharso, 2004).

Penyakit Phytophthora palmivora dapat bertahan dalam tanah. Dari sini dapat terbawa oleh percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi (dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya), dalam waktu beberapa hari, Phytophtora palmivora pada buah dapat menghasilkan sporangium. Sporangium dapat terbawa oleh percikan air atau oleh angin dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Dari buah-buah yang tinggi, sporangium dapat terbawa air ke buah-buah dibawahnya. Biji didalam buah akan rusak selang 15 hari setelah terinfeksi (Blogspot, 2009).

Daur hidup penyakit Fusarium oxysporum f.sp cubense adalah jamur tanah yang dapat bertahan lama dalam tanah sebagai klamidospora, yang terdapat banyak dalam akar-akar yang sakit. Setelah masuk kedalam akar, jamur berkembang sepanjang akar menuju batang, disini jamur berkembang secara meluas dalam jaringan pembuluh sebelum masuk kedalam batang palsu. pada tingkat infeksi yang lanjut, miselium dapat meluas dari jaringan pembuluh ke parenkim. jamur membentuk banyak spora dalam jaringan tanaman dan mikrokonidium dapat terangkut dalam arus

transpirasi (Semangun, 2004).

2.3 Mekanisme Jamur Menginfeksi Tanaman

Jamur Collectotrichum capsici menginfeksi tanaman cabai melalui biji buah yang sakit dengan masuk kedalam ruang biji. jamur ini dapat mempertahankan diri dalam sisa-sisa tanaman sakit (Wordpress, 2008).

Jamur Fusarium oxysporum f.sp lycopersici menginfeksi tanaman tomat dengan cara mengadakan infeksi pada akar melalui luka-luka, lalu menetap di berkas pembuluh. Selain itu, Jamur dapat juga menginfeksi tanaman karena faktor pengangkutan bibit, tanah yang terbawa oleh angin atau air atau alat pertanian (Blogspot, 2009).

Jamur Phytophthora palmivora dapat menginfeksi tanaman kakao melalui tanah ataupun bagian tanaman lain yang sakit. Misalnya batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya, Selain itu, tanaman dapat pula terinfeksi karena alat pertanian yang digunakan terkontaminasi oleh jamur (Wordpress, 2008).

Jamur Fusarium oxysporum f.sp cubense dapat menginfeksi tanaman melalui adanya luka-luka pada akar, penularan penyakit karena perakaran tanaman sehat berhubungan dengan spora yang dilepaskan oleh tanaman sakit didekatnya. Jamur dapat pula terbawa oleh tanah yang melekat pada alat-alat pertanian, selain itu, perendaman tanah dan air pengairan dapat juga menyebabkan pemencaran setempat

(Blogspot, 2009).

2.4 Gejala Serangan

Menurut Triharso (2004), Gejala serangan Jamur Colletotrichum capsici pada tanaman cabai mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mengering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Tetapi kelak setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat.

Menurut Semangun (2004),Gejala yang ditimbulkan Jamur Fusarium oxysporum f.sp lycopersici pada tanaman tomat ialah menjadi pucatnya tulang-tulang daun, terutama daun-daun sebelah atas,kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai dan akhirnya tanaman menjadi layu keseluruhan. kadang kelayuan didahului dengan menguningnya daun, terutama daun-daun sebelah bawah. Tanaman menjadi kerdil dan merana tumbuhnya. Jika tanaman yang sakit itu dipotong dekat pangkal batang atau dikelupas dengan kuku atau pisau akan terlihat suatu cincin coklat dari berkas pembuluh.

Infeksi jamur Phytophthora palmivora pada buah menunjukkan gejala bercak berwarna kelabu kehitaman. Biasanya bercak tersebut terdapat pada ujung buah. Bercak mengandung air yang kemudian berkembang sehingga menunjukkan warna hitam. Bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk. Pembentukan spora terlihat dengan adanya warna putih di atas bercak hitam yang telah meluas. Jaringan yang tidak terinfeksi tampak jelas dan dibatasi oleh permukaan kasar, tetapi bercak dapat berkembang dengan cepat dan seringkali menampakkan pembusukan yang menyeluruh dan berwarna hitam. (Blogspot, 2009)

Menurut Semangun (2004), Gejala serangan jamur Fusarium oxysporum f.sp cubense pada tanaman pisang terlihat pada tepi daun-daun bawah berwarna kuning tua, yang lalu menjadi coklat dan mengering. Tangkai daun patah disekeliling batang palsu. Gejala dalam yang dimiliki jamur ini adalah jika pangkal batang dibelah

membujur, terlihat garis-garis coklat atau hitam menuju ke semua arah, dari batang

ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal daun dan tangkai. Perubahan warna

pada berkas pembuluh paling jelas tampak dalam batang.

2.5 Pengendalian

Pengendalian hayati pada tanaman cabai yang terserang Colletotrichum capsici dapat dikendalikan dengan Tidak menanam biji yang telah terinfeksi, tidak menanam pada musim hujan karena di saat tersebut udara sangat lembab tetapi hangat sehingga jamur biasanya muncul dan berkembang pesat, menggunakan fungisida organik, Penggunan bibit yang bukan berasal dari cangkokan, Menjaga agar tanaman pada kondisi optimum dengan memperbaiki kondisi tanah (drainase dan kesuburan tanah yang baik), Sanitasi terhadap bagian atau sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi, kemudian dibakar, Pergiliran tanaman, Perbaikan drainase, serta pemanfaatan Agens Hayati antagonis atau memanfaatkan mikroba Pseudomonas Flourencens dan Bacillus subtilis (Triharso, 2004).

Pengendalian hayati pada tanaman tomat yang terserang Fusarium oxysporum f.sp lycopersici dapat dikendalikan dengan Sanitasi, Memperbaiki pengairan, Menggunakan benih sehat, Pergiliran Tanaman, Mencuci peralatan saat berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya untuk menghindari alat pertanian yang terkontaminasi oleh jamur dan menjaga tanaman agar terhindar dari luka. Selain itu, dengan pemupukan urea, sebab pupuk urea akan merangsang perkembangan Actynomyces sp. yang dapat menghasilkan enzim chitinase. Enzim tersebut akan dapat merusak chtine yang menjadi penyusun utama dari dinding sel Fusarium sp (Semangun, 2004).

Pengendalian hayati pada tanaman kakao yang terserang Phytophthora palmivora dapat dikendalikan dengan Mengatur kelembaban kebun agar tidak terlalu tinggi, dengan cara mengatur naungan dan pemangkasan tanaman kakao serta Drainase kebun diperbaiki agar perkembangan penyakit terhambat. Buah-buah yang busuk di pohon diambil dan dikumpulkan, kemudian dipendam sedalam kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Hal ini dapat menekan sumber infeksi serendah mungkin sehingga terhambat terjadinya infeksi baru. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan agen hayati seperti Trichoderma (Siregar dkk, 2003)

Pengendalian hayati pada tanaman pisang yang terserang Fusarium oxysporum f.sp cubense dapat dikendalikan dengan tidak menanam jenis pisang yang rentan dilahan yang terinfestasi patogen, Menanam bahan tanaman (anakan) yang sehat, Tanah yang sakit beserta dengan tanah disekelilingnya dibongkar dan dikeluarkan dari kebun dan memelihara tanaman dengan hati-hati untuk mengurangi terjadinya luka pada akar. Selain itu, dapat dikendalikan dengan menggunakan strain bakteri tertentu untuk mengendalikan patogen tular tanah. Burkholderia cepacia memiliki daya antagonisme yang tinggi terhadap jamur patogen tanaman.(Semangun, 2004).

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman mengenai Pengenalan Penyakit Jamur dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako, Palu. pada hari Rabu, tanggal 04 November 2009,

pukul 14.00 sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, alat tulis menulis dan buku gambar serta Cutter.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Cabai yang terserang Colletotrichum capsici, Tanaman kakao yang terserang Phytophthora palmivora dan Tanaman tomat yang terserang Fusarium oxysporum serta Tanaman pisang yang

terserang Fusarium oxysporum.

3.3 Cara Kerja

Mengambil dan mengamati spesimen tanaman yang menunjukkan gejala penyakit, kemudian menggambar spesimen tersebut secara jelas, lalu menuliskan keterangan mengenai gejala apa saja yang diperoleh dari spesimen yang diamati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman, maka deperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 45. Tanaman Cabai yang Terserang Colletotrichum capsici

Gambar 46. Tanaman Kakao yang Terserang Phytophthora palmivora

Gambar 47. Tanaman Tomat yang Terserang Fusarium oxysporum

Gambar 48. Tanaman Pisang yang Terserang Fusarium oxysporum

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman cabai (Capsicum annum) yang terserang penyakit Colletotrichum capsici, terdapat gejala serangan antara lain yaitu pada permukaan buah cabai berwarna coklat kehitaman,serta buah terlihat mengkerut dan mengering.

Menurut Triharso (2004), Jamur Colletotrichum capsici mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mengering dan mengerut (keriput).

Jamur Collectotrichum capsici pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buah-buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau. Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa-sisa tanaman sakit (Blogspot, 2008)

Berdasarkan pengamatan pada tanaman cabai (Capsicum annum) , pengendalian hayati yang dilakukan dapat melalui Penggunaan bibit sehat, sanitasi lingkungan/kebun, Pemupukan, Membersihkan alat-alat pertanian yang akan digunakan, Menghindari pelukaan terhadap akar maupun batang dan buah

Menurut Triharso (2004), Pengendalian hayati pada tanaman cabai (Capsicum annum) yang terserang Colletotrichum capsici dapat dikendalikan dengan Tidak menanam biji yang telah terinfeksi, tidak menanam pada musim hujan karena di saat tersebut udara sangat lembab tetapi hangat sehingga jamur biasanya muncul dan berkembang pesat, menggunakan fungisida organik, Penggunan bibit yang bukan berasal dari cangkokan, Menjaga agar tanaman pada kondisi optimum dengan memperbaiki kondisi tanah (drainase dan kesuburan tanah yang baik), Sanitasi terhadap bagian atau sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi sumber infeksi, kemudian dibakar, Pergiliran tanaman, Perbaikan drainase, serta pemanfaatan Agens Hayati antagonis atau memanfaatkan mikroba Pseudomonas Flourencens dan Bacillus subtilis.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum) yang terserang Fusarium oxysporum f.sp lycopersici, Menunjukkan adanya gejala serangan berupa merunduknya tangkai daun. Daunnya terlihat pucat, layu dan menguning, tangkai daun tersebut bila disentuh akan mudah lepas dan jatuh dari batang utama.

Menurut Semangun (2004), Pada tanaman tomat Gejala yang ditimbulkan Jamur Fusarium oxysporum f.sp lycopersici ialah menjadi pucatnya tulang-tulang daun, terutama daun-daun sebelah atas,kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai dan akhirnya tanaman menjadi layu keseluruhan. kadang kelayuan didahului dengan menguningnya daun, terutama daun-daun sebelah bawah. Tanaman menjadi kerdil dan merana tumbuhnya. Jika tanaman yang sakit itu dipotong dekat pangkal batang atau dikelupas dengan kuku atau pisau akan terlihat suatu cincin coklat dari berkas pembuluh

Penyakit Fusarium oxysporum f.sp lycopersici dapat bertahan lama dalam tanah. Tanah yang sudah terinfestasi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini. jamur mengadakan infeksinya pada akar, terutama melalui luka-luka, lalu menetap dan berkembang di berkas pembuluh. Jamur dapat memakai bermacam-macam luka untuk jalan infeksinya, misalnya luka yang terjadi karena pemindahan bibit, karena pembubunan, atau luka karena serangga dan nematode. Meskipun demikian, jamur dapat juga mengadakan infeksi pada akar yang tidak mempunyai luka, yaitu karena pengangkutan bibit, tanah yang terbawa angin auat air, atau oleh alat pertanian (Triharso, 2004)

Berdasarkan pengamatan pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum), pengendalian hayati yang dilakukan dapat melalui Sanitasi, Memperbaiki pengairan, Menggunakan benih sehat, Pergiliran Tanaman, Mencuci peralatan saat berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya untuk menghindari alat pertanian yang terkontaminasi oleh jamur dan menjaga tanaman agar terhindar dari luka.

Menurut Semangun (2004), Pengendalian hayati pada tanaman tomat yang terserang Fusarium oxysporum f.sp lycopersici dapat dikendalikan dengan Sanitasi, Memperbaiki pengairan, Menggunakan benih sehat, Pergiliran Tanaman, Mencuci peralatan saat berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya untuk menghindari alat pertanian yang terkontaminasi oleh jamur dan menjaga tanaman agar terhindar dari luka. Selain itu, dengan pemupukan urea, sebab pupuk urea akan merangsang perkembangan Actynomyces sp. yang dapat menghasilkan enzim chitinase. Enzim tersebut akan dapat merusak chtine yang menjadi penyusun utama dari dinding sel Fusarium sp

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman kakao (Theobroma cacao) yang terserang Phytophthora palmivora, Menunjukkan gejala bercak berwarna kelabu kehitaman, Bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk. Pembentukan spora terlihat dengan adanya warna putih di atas bercak hitam yang telah meluas.

.Infeksi jamur Phytophthora palmivora pada buah menunjukkan gejala bercak berwarna kelabu kehitaman. Biasanya bercak tersebut terdapat pada ujung buah. Bercak mengandung air yang kemudian berkembang sehingga menunjukkan warna hitam. Bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk. Pembentukan spora terlihat dengan adanya warna putih di atas bercak hitam yang telah meluas. Jaringan yang tidak terinfeksi tampak jelas dan dibatasi oleh permukaan kasar, tetapi bercak dapat berkembang dengan cepat dan seringkali menampakkan pembusukan yang menyeluruh dan berwarna hitam (Blogspot.com, 2009).

Penyakit Phytophthora palmivora dapat bertahan dalam tanah. Dari sini dapat terbawa oleh percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi (dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya), dalam waktu beberapa hari, Phytophtora palmivora pada buah dapat menghasilkan sporangium. Sporangium dapat terbawa oleh percikan air atau oleh angin dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Dari buah-buah yang tinggi, sporangium dapat terbawa air ke buah-buah dibawahnya. Biji didalam buah akan rusak selang 15 hari setelah terinfeksi (Blogspot, 2009).

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman kakao (Theobroma cacao), pengendalian hayati yang dapat dilakukan dengan Mengatur kelembaban kebun agar tidak terlalu tinggi, dengan cara mengatur naungan dan pemangkasan tanaman kakao, Sanitasi, Menggunakan benih sehat, Mencuci peralatan saat berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya untuk menghindari alat pertanian yang terkontaminasi oleh jamur

Menurut Siregar (2003), Pengendalian hayati pada tanaman kakao yang terserang Phytophthora palmivora dapat dikendalikan dengan Mengatur kelembaban kebun agar tidak terlalu tinggi, dengan cara mengatur naungan dan pemangkasan tanaman kakao serta Drainase kebun diperbaiki agar perkembangan penyakit terhambat. Buah-buah yang busuk di pohon diambil dan dikumpulkan, kemudian dipendam sedalam kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Hal ini dapat menekan sumber infeksi serendah mungkin sehingga terhambat terjadinya infeksi baru. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan agen hayati seperti Trichoderma

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman pisang (Musa sp.) yang terserang Fusarium oxysporum, menunjukkan adanya gejala serangan berupa perubahan warna menjadi hitam kemerahan pada berkas pembuluh dalam batang

Menurut Semangun (2004), Gejala serangan jamur Fusarium oxysporum f.sp cubense pada tanaman pisang (Musa sp.) terlihat pada tepi daun-daun bawah berwarna kuning tua, yang lalu menjadi coklat dan mengering. Tangkai daun patah disekeliling batang palsu. Gejala dalam yang dimiliki jamur ini adalah jika pangkal batang dibelah membujur, terlihat garis-garis coklat atau hitam menuju ke semua arah, dari batang ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal daun dan tangkai.

Daur hidup penyakit Fusarium oxysporum f.sp cubense adalah jamur tanah yang dapat bertahan lama dalam tanah sebagai klamidospora, yang terdapat banyak dalam akar-akar yang sakit. Setelah masuk kedalam akar, jamur berkembang sepanjang akar menuju batang, disini jamur berkembang secara meluas dalam jaringan pembuluh sebelum masuk kedalam batang palsu. pada tingkat infeksi yang lanjut, miselium dapat meluas dari jaringan pembuluh ke parenkim. jamur membentuk banyak spora dalam jaringan tanaman dan mikrokonidium dapat terangkut dalam arus

transpirasi (Semangun, 2004).

Berdasarkan pengamatan pada tanaman pisang (Musa sp), pengendalian hayati yang dilakukan dapat melalui Sanitasi, Penggunaan bibit sehat, pergiliran tanaman, memperbaiki pengairan, mengatur jarak tanam yang baik, Mencuci peralatan saat berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya untuk menghindari alat pertanian yang terkontaminasi oleh jamur dan menjaga tanaman agar terhindar dari luka.

Menurut Semangun (2004), Pengendalian hayati pada tanaman pisang (Musa sp.) yang terserang Fusarium oxysporum f.sp cubense dapat dikendalikan dengan tidak menanam jenis pisang yang rentan dilahan yang terinfestasi patogen, Menanam bahan tanaman (anakan) yang sehat, Tanah yang sakit beserta dengan tanah disekelilingnya dibongkar dan dikeluarkan dari kebun dan memelihara tanaman dengan hati-hati untuk mengurangi terjadinya luka pada akar. Selain itu, dapat dikendalikan dengan menggunakan strain bakteri tertentu untuk mengendalikan patogen tular tanah. Burkholderia cepacia memiliki daya antagonisme yang tinggi terhadap jamur patogen tanaman.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyakit tumbuhan adalah proses fisiologi yang tidak normal dalam badan tumbuhan, yang dapat menyebabkan kerugian langsung pada petani, karena dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil.

2. Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, sebab memiliki dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora namun tidak memiliki klorofil, tumbuhnya berupa thallus (belum ada defferensiasi menjadi akar, batang dan daun) serta tidak mempunyai sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi

3. Secara umum, pengendalian hayati yang dapat dilakukan untuk menanggulangi jamur, dapat melalui Sanitasi, Penggunaan bibit sehat, pergiliran tanaman, memperbaiki pengairan, mengatur jarak tanam yang baik, Mencuci alat pertanian dan menjaga tanaman agar terhindar dari luka.

5.2 Saran

Agar dalam pelaksanaan praktikum,

DAFTAR PUSTAKA

Blogspot, 2009. Hama dan Penyakit Tanaman Cabe. http://desyrzayanti.blogspot.com/2009/10/10/hama-dan-penyakit-tanaman-cabe. Diakses pada tanggal 06 November 2009

, 2009. Cendawan Fusarium. http://anafzhu.blogspot.com/2009/06/cendawan-fusarium-sp.html. Diakses pada tanggal 06 November 2009

, 2009. Busuk buah kakao Phytpohthora palmivora. http://anafzhu.blogspot.com/2009/06/busuk-buah-kakao-phytophthora palmivora.html. Diakses pada tanggal 06 November 2009

Semangun. 2004, Penyakit-Penyakit Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Siregar, T.H.S., Riyadi, S., dan Nuraeni, L,. 2003. Budidaya Pengelolaan dan Pemasaran Kakao. Penebar swadaya, Jakarta.

Triharso. 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Wordpress, 2008. Penyakit tumbuhan. http://naynienay.wordpress.com/Penyakit-tumbuhan. Diakses tanggal 29 oktober 2009

, 2008. Layu Fusarium pada Tanaman Tomat http://karyamandiriprw.wordpress.com/2008/06/30/layu-fusarium-pada-tanaman-tomat. Diakses pada tanggal 06 November 2009

, 2008. Budidaya Tanaman http://karyamandiriprw.wordpress.com/2008/06/30/budidaya-tanaman. Diakses pada tanggal 06 November 2009

1 komentar:

Patnue Deliefde VanJezus mengatakan...

laporannya bagus sekali, kami juga lagi membuat laporan perlindungan tanaman tetapi mengenai gejaka penyakit tumbuhan, tetapi sebagian data mba aku salin ya, terima kasih dan maaf sebelumnya,,,