Selasa, 20 Juli 2010

LAPORAN DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN "Hama Pada Tanaman Hortikultura dan Perkebunan"

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.
Akan tetapi tidak jarang dalam tiap kegiatan pembudidayaannya, seringkali berhadapan dengan berbagai macam kendala diantaranya adalah serangan hama. Hama merupakan semua binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu dan berdampak pada kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama yang menyerang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut yang terbagi atas tipe mulut menggigit, mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap, menggerek (Anonim, 2009).



1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Serangga Hama pada Tanaman Hortikultura dan Perkebunan adalah untuk mengetahui ciri morfologi, gejala serangan serta pengendalian dari jenis-jenis serangga hama yang menyerang tanaman hortikultura dan perkebunan.
Kegunaan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Serangga Hama pada Tanaman Hortikultura dan Perkebunan yaitu agar dapat mengetahui dengan jelas ciri-ciri morfologi, dan gejala serangan yang diakibatkannya serta pengendalian dari serangga hama yang menyerang tanaman hotikultura dan perkebunan.






















II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
Kutu putih Pseudococcus sp. memiliki tubuh berbentuk oval, warna badannya kuning kecoklatan, kuning muda atau kuning tua, lunak dengan segmen yang jelas, panjang 3–4 mm dan lebar 1,5–2 mm, seluruh tubuhnya dilindungi oleh lapisan tebal seperti lilin atau tawas dan dikelilingi dengan karangan benang-benang tawas berwarna putih. Kutu putih Pseudococcus sp. merupakan jenis hama yang dapat menimbulkan kerusakan secara langsung dengan mengisap cairan sel daun tanaman inang sehingga menyebabkan perubahan bentuk yang tidak normal, daun mengeriting, pucuk apikal tumbuh bengkok dan jarak antar ruas daun memendek, warna bagian tanaman menjadi kuning dan akhirnya mati, pada tanaman terserang kutu-kutu putih tampak seperti kapas
(Angga, 2009).
2.2 Larva Lalat Buah (Dacus sp.)
Larva lalat buah Dacus sp. terdiri atas 3 instar berbentuk belatung/bulat panjang dengan salah satu ujungnya (kepala) runcing dengan 2 bintik hitam yang jelas merupakan alat kait mulut, mempunyai 3 ruas torak, 8 ruas abdomen, berwarna putih susu atau putih keruh atau putih kekuningan, larva menetas di dalam buah cabai. Buah yang terserang ditandai oleh lubang titik hitam pada bagian pangkalnya, tempat serangga dewasa memasukkan telur. Larva membuat saluran di dalam buah dengan memakan daging buah serta menghisap cairan buah, lama-kelamaan buah akan rusak, rontok dan menjadi busuk basah. Bila buah tersebut terbuka, di dalamnya akan terlihat adanya belatung yang merupakan larva dari lalat buah. Larva ini berwarna putih kekuningan dan dapat melenting dari buah masuk ke dalam tanah melalui lubang kecil yang dibuatnya, didalam tanah larva kemudian menjadi pupa. Setelah pupa berumur 4-10 hari, maka pupa
berubah menjadi serangga/lalat buah dewasa (Lena, 2009).
2.3 Larva Helicoverpa armigera
Larva (ulat) Helicoverpa armigera merupakan jenis ulat dengan tipe mulut penggigit, larva ini disebut juga Heliothis armigera. Larva (ulat) kecil mempunyai warna yang menarik dan berubah sesuai dengan pertumbuhannya. Pertama-tama berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna hitam, kemudian hijau pucat, kemerah-merahan, kekuning-kuningan dan hitam kemerah-merahan. Panjang ulat dapat mencapai 3,45 cm. Kepompong dibentuk di dalam tanah, lama masa kepompong 12-14 hari. Pada buah tomat, ulat ini masuk kedalam buah dengan cara melubangi buah, setelah itu memakan bagian dalam buah. Kerusakan yang ditimbulkannya pada buah tomat cukup berat, yaitu buah yang terserang akan rusak, lama-lama rontok dan menjadi busuk basah setelah penyakit sekunder ikut masuk dalam buah. Selain pada tomat, ulat Helicoverpa armigera dapat juga
menyerang cantel, tembakau, kapas, jagung dan kentang (Anonim, 2009).
2.4 Larva Spodoptera exigua
Larva Spodoptera exigua adalah larva dengan tipe mulut penggigit. Larva muda yang menetas dari telur akan bergerombol pada sisi bagian bawah daun. Ulat-ulat kecil ini mulai memakan daging daun dan meninggalkan lapisan terluar dari daun (epidermis) yang berupa lapisan tipis berwarna putih tembus pandang. larva muda umumnya berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Sedangkan ulat yang besar (larva dewasa) dapat memakan urat-urat daun sehingga daun akan berlubang-lubang, umumnya warna larva dewasa adalah hijau gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang. Pada siang hari ulat bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat. Selain pada bawang, tanaman inang lain dari ulat ini yaitu cabe, kubis, padi, jagung, tomat, tebu,
buncis, jeruk, tembakau, terung, kentang dll (Hildayani, 2009).
2.5 Kutu Putih Aphys gossypii
Kutu putih Aphys gossypii memiliki ciri morfologi yaitu alat mulut menusuk menghisap, ada yang tidak bersayap, dan ada yang bersayap, nimfa dan imago hidup bergerombol, warna umumnya hijau ayau, hijau kehitaman, dan kadang-kadang berwarna coklat. Hama ini biasanya menyerang tanaman pada saat udara kering, dan suhu tinggi. Cara hama ini menyerang adalah dengan menghisap cairan sel pada daun. Untuk tanaman cabe keriting (Capsicum annum), bagian tanaman yang diserang biasanya pucuk tanaman dan daun muda. Hama ini hidup bergerombol hingga mampu menutupi bagian pucuk tanaman. Daun yang diserang akan mengerut, pucuk mengeriting dan melingkar sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Pada serangan hebat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman mengerdil, daun menjadi keriting. Hama ini juga merupakan vektor (pembawa) penyakit virus. Hama dapat mengeluarkan kotoran embun madu, sehingga kadang pada tanaman yang terdapat banyak kutu ini akan ditemui semut-semut yang akan memanfaatkan kotorannya, selain itu juga membuat tanaman tertutup lapisan hitam dari cendawan jelaga. Cendawan ini menghalangi butir hijau daun (klorofil) untuk mendapatkan sinar matahari sehingga proses fotosintesa pada tanaman menjadi terganggu dan lama-kelamaan bisa mati
(Anonim, 2009).
2.6 Larva Plutella xylostella
Larva Plutella xylostella memiliki tipe alat mulut penggigit, umumnya mudah dibedakan dengan larva serangga hama lainnya karena larva ini tidak mempunyai garis membujur pada tubuhnya. Larva terdiri atas empat instar. Ukuran larva instar keempat 10-12 mm. Kepala berwarna kuning muda terdapat bintik-bintik gelap. Tubuhnya berwarna hijau muda terdapat bulu hitam tipis. Apabila disentuh larva bereaksi ganas, menjatuhkan diri dan membentuk benang sutera. Pupa terletak pada daun atau batang, seperti jalinan benang berwarna putih sehingga nampak seperti kumparan benang. Ketika larva (ulat) muda menetas dari telur, maka larva akan mulai untuk menyerang tanaman dengan cara mengorok daun kubis selama 2-3 hari. Selanjutnya memakan jaringan bagian permukaan bawah daun atau permukaan atas daun dan meninggalkan lapisan tipis/transparan sehingga daun seperti berjendela dan akhirnya sobek serta membentuk lubang-lubang kecil. Apabila tingkat populasi larva tinggi, maka seluruh daun akan
dimakan dan hanya tulang daun yang ditinggalkan (Sari, 2009).

2.7 Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella)
Hama Conopomorpha cramerella merupakan serangga tipe penggerek. Pada larva memiliki panjang sekitar 1,2 cm dan berwarna ungu muda hingga putih, lama hidup dalam buah kakao antara 14–18 hari. Untuk imago panjangnya 7 mm, lebar 2 mm, memiliki sayap depan berwarna hitam bergaris putih, pada setiap ujungnya terdapat bintik kuning dan sayap belakang berwarna hitam, memiliki antena yang panjang serta runcing. Serangga ini aktif pada malam hari, dan pada siang hari biasanya berlindung di tempat lembab dan tidak terkena sinar matahari. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) tergolong serangga hama yang sulit dikendalikan, karena setelah telur menetas, larva yang keluar akan langsung bergerak dan mulai membuat gerekkan lubang tepat di bawah tempat meletakkan telur, lalu masuk ke dalam buah kakao. Di dalam buah, larva akan menggerek daging buah kakao tepat di bawah plasenta (saluran makanan). Bahkan bagian diantara biji serta plasentanya pun ikut digerek, sehingga menyebabkan biji gagal berkembang karena menjadi saling melekat dan bentuknya
kecil serta ringan (Anonim, 2009).
2.8 Kumbang Kelapa (Oryctes rhynoceros)
Kumbang Oryctes rhynoceros merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago. Pada fase imago, kumbang ini berwarna gelap sampai hitam sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus. Pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan terdapat cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas di belakang kepala. Gejala serangan hama pada daun terjadi setelah kumbang menggerek ke dalam batang tanaman, yaitu memakan pelepah daun muda yang sedang berkembang. Karena kumbang memakan daun yang sedang terlipat, maka bekas gigitan akan menyebabkan daun seakan-akan tergunting yang baru jelas terlihat setelah daun membuka. Bekas guntingan ini merupakan ciri khas serangan kumbang kelapa. Pada tanaman berumur 0-1 tahun, lubang pada pangkal batang dapat menyebabkan kematian titik tumbuh atau terpuntirnya pelepah daun yang dirusak. Bila serangan sampai merusak titik tumbuh, maka kelapa tidak dapat membentuk daun baru lagi dan akhirnya mati. Pada serangan
hebat, mengakibatkan ribuan pohon kelapa akan binasa (Anonim, 2009).
2.9 Belalang Pedang (Sexava sp.)
Belalang pedang (Sexava sp.) memiliki tipe mulut penggigit dan penguyah, kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks), perut (Abdomen), terdapat tiga pasang tungkai dan memiliki sayap. nimfa berukuran 7 cm sampai 9 cm, berwarna hijau kadang-kadang coklat. Masa perkembangan 40 hari. Gejala serangannya pada daun tanaman kelapa yaitu merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga. Merajalela pada musim kemarau dan pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja (Saleh, 2008).





III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman mengenai Pengenalan Serangga Hama pada Tanaman Hortikultura dan Perkebunan dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Waktu pelaksanaannya pada hari Rabu, tanggal
09 Desember 2009, Pukul 14.00 sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis menulis dan buku gambar. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) dan gejala serangannya pada buah kakao (Theovroma cacao), belalang pedang (Sexava sp.) dan gejala serangannya pada daun kelapa (Coconut nucifera), Ulat daun bawang merah (Spodooptera exigua) dan gejala serangannya pada tanaman bawang merah (Allium cepa), ulat daun kubis (Plutella xylostella) dan gejala serangannya pada daun kubis (Brosica oleracea), larva lalat buah (Dacus sp.) dan gejala serangannya pada tanaman cabe keriting (Capsicum annum), kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) dan gejala serangan, larva kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros), ulat pada buah tomat (Helicoverpa armigera) dan gejala serangannya pada buah tomat (Persicum esculentum), kutu putih (Pseudococcus sp.) dan gejala serangannya pada daun mangga (Mangifera indica) , serta kutu putih (Aphys gossypii) dan gejala serangannya pada daun cabe keriting (Capsicum annum).
3.3 Cara Kerja
Pertama-tama mengambil serangga dari berbagai jenis yang didasarkan pada gejala serangannya pada tumbuhan, yaitu serangga pemakan, penghisap, penggerek dll., kemudian mengamati morfologi dari serangga tersebut lalu menggambarnya pada buku gambar serta memberikan keterangan pada gambar tersebut sesuai hasil pengamatan.

















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :



Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. Warna keputihan
5. Tungkai






Gambar 16. Morfologi Kutu Putih (Pseudococcus sp.)


Ket :
1. Terdapat bintik-bintik hitam pada daun.
2. Terdapat bercak putih pada daun.










Gambar 17. Gejala Serangan Kutu Putih (Pseudococcus sp.)





Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen







Gambar 18. Morfologi Larva Lalat Buah (Dacus sp.)




Ket :
1. Terdapat bintik hitam pada buah.








Gambar 19. Gejala Serangan Larva Lalat Buah (Dacus sp.)





Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. Tungka
5. Warna keputihan
6. antenna


Gambar 20. Morfologi Ulat (Helicoverpa armigera)





Ket :
1. Buah tampak berlubang.
2. Terdapat bercak hitam pada buah.







Gambar 21. Gejala Serangan Ulat (Helicoverpa armigera) pada Buah Tomat (Lycopersicum esculentum).



Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. Kaki
5. Antena
6. Mulut
7. Warna kehijauan
bergaris


Gambar 22. Morfologi Ulat Daun Bawang Merah (Spodoptera exigua)





Ket :
1. Daun tampak berlubang







Gambar 23. Gejala serangan Ulat Daun Bawang Merah (Spodoptera exigua) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascolonicum).




Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. antenna
5. warna keputihan





Gambar 24. Morfologi Kutu Putih (Aphis gossypii).





Ket :
1. Terdapat bercak putih pada daun.
2. Daun mengerut






Gambar 25. Gejala Serangan Kutu Putih (Aphis gossypii) pada Daun Cabai Keriting (Capsicum annum).



Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. Kaki
5. Mulut
6. Antena
7. Warna Kehijauan
8. Mata

Gambar 26. Morfologi Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella)





Ket :
1. Daun tampak berlubang-lubang.








Gambar 27. Gejala Serangan Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella) pada Tanaman Kubis (Brosica oleracea).




Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. Kaki
5. Mulut
6. Antena
7. Warna Kehijauan
8. Mata

Gambar 28. Morfologi Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella)



Ket :
1. Terdapat bekas gerekan pada biji
2. Biji berwarna kehitaman







Gambar 29. Gejala Serangan Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao).

Ket :
1. Caput
2. Tanduk
3. Antena
4. Mandibula
5. Toraks
6. Abdomen
7. Kaki depan
8. Kaki tengah
9. Kaki belakang
10. Sayap


Gambar 30. Morfologi Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros) pada Daun Tanaman Kelapa (Coconut nucifera).




Ket :
1. Daun tampak berlubang








Gambar 31. Gejala Serangan Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros) pada Daun Tanaman Kelapa (Coconut nucifera).



Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. Kaki
5. Mulut
6. Antena
7. Warna keputihan
8. berbentuk huruf C

Gambar 32. Morfologi Larva Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros).



Ket :
1. Caput
2. Antena
3. Mata
4. Mandibula
5. Toraks
6. Abdomen
7. Kaki
8. Sayap




Gambar 33. Morfologi Belalang Pedang (Sexava sp.)




Ket :
1. Daun tampak rusak dan berlubang.







Gambar 34. Gejala Serangan Belalang Pedang (Sexava sp.) pada Daun Tanaman Kelapa (Coconut nucifera).

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, kutu putih Pseudococcus sp. pada daun mangga (mangifera indica) memiliki ciri morfologi yaitu mempunyai caput, thorax dan abdomen, berbentuk bulat memanjang, bersegmen, warna badannya kuning kecoklatan, dengan panjang sekitar 2–3 mm dan lebar sekitar 1–1,5 mm. Gejala serangan Pseudococcus sp. yaitu pada bagian daun yang terserang nampak bercak putih seperti kapas, daun mengeriting, permukaan daun terdapat bintik-bintik hitam, menjadi kasar dan kotor.
Kutu putih Pseudococcus sp. memiliki tubuh berbentuk oval, warna badannya kuning kecoklatan, kuning muda atau kuning tua, lunak dengan segmen yang jelas, panjang 3–4 mm dan lebar 1,5–2 mm, seluruh tubuhnya dilindungi oleh lapisan tebal seperti lilin atau tawas dan dikelilingi dengan karangan benang-benang tawas berwarna putih. Memiliki gejala serangan yaitu perubahan bentuk yang tidak normal, daun mengeriting, pucuk apikal tumbuh bengkok dan jarak antar ruas daun memendek, warna bagian tanaman menjadi kuning dan akhirnya mati, pada tanaman terserang kutu-kutu putih tampak seperti kapas (Angga, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, larva lalat buah Dacus sp. memiliki ciri morfologi yaitu berwarna putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing, mempunyai caput, thorax dan abdomen. Gejala serangan yang ditimbulkannya pada buah yaitu menjadi busuk basah.
Larva lalat buah Dacus sp. terdiri atas 3 instar berbentuk belatung/bulat panjang dengan salah satu ujungnya (kepala) runcing dengan 2 bintik hitam yang jelas merupakan alat kait mulut, mempunyai 3 ruas torak, 8 ruas abdomen, berwarna putih susu atau putih keruh atau putih kekuningan. Buah yang terserang ditandai oleh lubang titik hitam pada bagian pangkalnya, menjadi rusak, rontok dan menjadi busuk basah. Bila buah tersebut terbuka, di dalamnya akan terlihat adanya belatung yang merupakan larva dari lalat buah (Lena, 2009).

Berdasarkan hasil pengamatan, larva Helicoverpa armigera memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk bulat memanjang, berwarna putih kekuningan. Terdiri atas caput, toraks, abdomen dan tungkai. Gejala serangan yang ditimbulkan antara lain pada buah tampak berlubang, terdapat bercak hitam dan busuk.
Larva (ulat) Helicoverpa armigera berwarna putih kekuningan dengan kepala berwarna hitam, panjang ulat dapat mencapai 3,45 cm, memiliki tipe mulut penggigit. Gejala serangan yang ditimbulkannya yaitu buah yang terserang akan rusak, lama-lama rontok dan menjadi busuk basah setelah penyakit sekunder ikut masuk dalam buah (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, Larva Spodoptera exigua memiliki ciri morfologi yaitu tubuh berbentuk bulat memanjang, berwana hijau muda, mempunyai caput, thorax, abdomen dan tungkai. Gejala serangannya yaitu pada daun nampak berlubang-lubang.
larva muda Spodoptera exigua umumnya berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Sedangkan ulat yang besar (larva dewasa) umumnya warna larva dewasa adalah hijau gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang. Gejala serangannya yaitu daun menjadi berlubang-lubang, Serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat (Hildayani, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, kutu putih pada daun cabe keriting (Aphys gossypii) memiliki ciri morfologi yaitu berwarna putih, mempunyai caput, thorax, abdomen dan tungkai. Gejala serangan yang ditimbulkannya yaitu daun mengerut dan terdapat bercak berwarna putih.
Kutu putih Aphys gossypii memiliki ciri morfologi yaitu alat mulut menusuk menghisap, ada yang tidak bersayap, dan ada yang bersayap, nimfa dan imago hidup bergerombol, warna umumnya hijau ayau, hijau kehitaman, dan kadang-kadang berwarna coklat. Daun yang diserang akan mengerut, pucuk mengeriting dan melingkar sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Pada serangan hebat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman mengerdil, daun menjadi keriting. Hama ini juga merupakan vektor (pembawa) penyakit virus. Hama dapat mengeluarkan kotoran embun madu, sehingga kadang pada tanaman yang terdapat banyak kutu ini akan ditemui semut-semut yang akan memanfaatkan kotorannya, selain itu juga membuat tanaman tertutup lapisan hitam dari cendawan jelaga (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, larva Plutella xylostella memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk bulat memanjang, mempunyai caput, thorax, abdomen dan tungkai serta berwarna hijau muda. Gejala serangan yang ditimbulkannya yaitu daun nampak berlubang-lubang.
Larva Plutella xylostella memiliki tipe alat mulut penggigit, tidak mempunyai garis membujur pada tubuhnya. Ukuran larva instar keempat 10-12 mm. Kepala berwarna kuning muda terdapat bintik-bintik gelap. Tubuhnya berwarna hijau muda terdapat bulu hitam tipis. Gejala serangannya yaitu berlubang-lubang kecil. Apabila tingkat populasi larva tinggi, maka seluruh daun akan dimakan dan hanya tulang daun yang ditinggalkan (Sari, 2009).

Berdasarkan hasil pengamatan, penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) memiliki ciri morfologi yaitu mempunyai caput,thorax, abdomen dan tungkai, memiliki bentuk tubuh bulat memanjang, berwarna putih kekuningan. Gejala serangan yang ditimbulkannya yaitu pada biji buah nampak berwarna hitam, rusak dan saling menempel.
Hama Conopomorpha cramerella merupakan serangga tipe penggerek. Pada larva memiliki panjang sekitar 1,2 cm dan berwarna ungu muda hingga putih, lama hidup dalam buah kakao antara 14–18 hari. Untuk imago panjangnya 7 mm, lebar 2 mm, memiliki sayap depan berwarna hitam bergaris putih, pada setiap ujungnya terdapat bintik kuning dan sayap belakang berwarna hitam, memiliki antena yang panjang serta runcing. Gejala serangannya yaitu terdapat lubang gerekan bekas keluarnya larva. biji-bijinya saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, kumbang kelapa Oryctes rhynoceros memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk menyerupai huruf ”C”, berukuran seperti biji durian, mempunyai caput, thorax, abdomen, kaki, mulut, mata, berwarna keputihan. Gejala serangannya yaitu pada daun nampak berlubang-lubang.
Pada fase imago, kumbang Oryctes rhynoceros berwarna gelap sampai hitam sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus. Pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas di belakang kepala. Gejala serangan yang ditimbulkannya yaitu bekas gigitannya pada daun seperti bekas guntingan (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, Belalang pedang (Sexava sp.) memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk bulat memanjang, berwarna coklat kehijauan, mempunyai caput,mata, antena, thorax, abdomen, mandibula, tiga pasang tungkai, dan sayap. Gejala serangan yang ditimbulkannya yaitu pada daun nampak berlubang-lubang.
Belalang pedang (Sexava sp.) memiliki tipe mulut penggigit dan penguyah, kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks), perut (Abdomen), terdapat tiga pasang tungkai dan memiliki sayap. nimfa berukuran 7 cm sampai 9 cm, berwarna hijau kadang-kadang coklat. Masa perkembangan 40 hari. Gejala serangannya pada daun tanaman kelapa yaitu merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga. Merajalela pada musim kemarau dan pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja (Saleh, 2008).










V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hama yang menyerang tanaman hortikultura dan perkebunan, umumnya pada fase larva menimbulkan kerusakan pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu dan berdampak pada kerugian secara ekonomis.
2. Serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut yang terbagi atas tipe mulut menggigit, mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap, menggerek dll.
3. Gejala serangan yang disebabkan oleh serangga hama berbeda-beda sesuai
tipe mulutnya masing-masing.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya gejala serangan yang ditimbulkan oleh masing-masing hama dapat lebih dijelaskan.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Serangan Kutu Putih pada Tanaman. http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-2.htm. Diakses pada tanggal
12 Desember 2009
______, 2009. Tanaman Hortikultura. http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
______, 2009. Jenis-jenis Hama dan Penyakit. http://rumahkuhijau.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.

______, 2009. Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dan Metode Pengendaliannya. http://www.tanindo.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
______, 2009. Agribisnis Tomat. http://agribisnistomat.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
______, 2009. Aphis Gossypii. http://www.tanindo.com.htm Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
Angga, 2009. Kutu Putih. http://angga1503.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009
Hildayani, 2009. Hama dan Penyakit Tanaman Setahun. http://hild@yani.scribd.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
Lena, 2009. Pengantar Perlindungan Tanaman. http://l3na.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
Saleh, 2008. Integrated Agricultural Farming System. http://salehp3t.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
Sari, 2009. Ulat Daun Kubis. http://sarimanis.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.

2 komentar:

Shalahuddin Mukti mengatakan...

kok gak ada gambarnya??

Shalahuddin Mukti mengatakan...

salam kenal ak juga agroteknologi 08